Tren batu akik yang sedang melanda negeri ini rupanya tidak luput juga dari perhatian Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga. Hal itu dia ungkapkan saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (3/3/2015) malam.
Agung Gede melihat tren jual beli batu akik yang sedang tinggi merupakan bagian dari ekonomi kerakyatan, sehingga kementerian yang dia pimpin sangat berhubungan dengan hal tersebut. Menurutnya, tren batu akik tidak boleh dibendung. Kalau dibendung, sama saja menghambat laju ekonomi kerakyatan Indonesia.
“Fenomena ini tidak boleh dibendung, karena bagian dari ekonomi kerakyatan. Kan bangga juga kita pakai batu alam sendiri,” kata Agung Gede, dilansir Viva.co.id, Rabu (4/3/2015).
Baca juga:
Agung Gede juga melihat tren batu akik sangat potensial untuk perkembangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di daerah. Bahkan menurutnya, tidak menutup kemungkinan dalam beberapa waktu ke depan batu akik menjadi komoditas ekspor.
Dia juga menjelaskan bahwa di negara-negara luar telah ada batu bacan juga, dengan nama yang mungkin berbeda, jadi batu akik bukanlah barang yang asing di negara seperti Taiwan atau Korea. “Taiwan, Korea itu sangat banyak batu akik Bacan. Ada yang di Aceh, Giok, Solar. Yang di Jabar itu juga ada,” terangnya.
Meskipun sangat mengapresiasi dan juga melihat potensi yang besar pada tren batu akik, namun Anak Agung juga melihat efek buruk dari tren batu akik terhadap lingkungan hidup. Maka dari itu, dia meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuat aturan jelas mengenai eksplorasi batu alam.
“Saya mengimbau begitu. Saya dapat ke Garut kemarin, tolong nih jangan sampai lingkungan rusak. Nanti kalau ada pengrajin batu akik ke koperasi, ya kami bantu,” pungkasnya.