PLTA Wonogiri Berhenti Operasi Karena Waduk Gajah Mungkur Kering

By-|

Instagram

Waduk Gajah Mungkur Kering
Waduk Gajah Mungkur Kering (mengejarasa.com)

Kemarau berkepanjangan yang terjadi di tanah air tahun ini membuat debit air di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah, kian menyusut. Kondisi tersebut membuat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Wonogiri tidak bisa beroperasi seperti biasanya.

Winarno Susiladi, Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) IV Perum Jasa Tirta (PJT) I Wilayah Sungai Bengawan Solo, menuturkan bahwa debit air yang ada di pintu air Waduk Gajah Mungkur saat ini hanya mempunyai ketinggian 127,00 mdpl.

Angka di atas jauh dari batas normal ketinggian air di pintu air saat kemaru, 129,12 mdpl. Saat hujan sendiri batas normal ketinggian air di pintu air adalah 135,30 mdpl. Dengan kondisi seperti itu, maka air yang ada hanya bisa dipakai untuk keperluan pemeliharaan waduk.

Baca juga:

“Kami hanya mempunyai 7,5 meter kubik per detik. Itu hanya cukup untuk pemeliharaan waduk,” terang Winarno Susiladi, Senin, 2 Oktober 2015.

PLTA Wonogiri yang mempunyai dua buah turbin memerlukan kekuatan 236 meter kubik air untuk menggerakan turbinnya, atau masing-masing turbin memerlukan 118 meter kubik per detik. Mau tidak mau PLTA Wonogiri harus mengoneksikan jaringan listrik dari Solo untuk mencukupi kebutuhan listrik di Wonogiri bagian selatan.

“Untuk mencukupi kebutuhan suplai listrik kami mengoneksikan jaringan listrik dari Solo. Selama ini PLTA waduk menghasilkan 12.400 kw untuk mencukupi kebutuhan listrik warga di Wonogiri bagian selatan,” terang Winarno, dikutip dari Merdeka.com, Senin, 2 November 2015.

Pendapat senada juga dilontarkan oleh Suroto, Pengatur Perum Jasa Tirta I Wonogiri. Suroto melihat penyusutan debit air di Waduk Gajah Mungkur tahun ini sudah sampai pada taraf mengkhawatirkan. “Cadangan air waduk bukan hanya tidak cukup untuk PLTA bahkan tidak cukup untuk mengaliri irigasi di sekitarnya,” ujar Suroto.

Berita Terkait.