Hotel Megah Abraj Kudai di Mekah Punya 10 Ribu Kamar dan 70 Restoran

By-|

Instagram

Hotel Abraj Kudai Mekah
Hotel Abraj Kudai Mekah (9dades.com.br)

Setelah merampungkan bangunan super besar Menara Abraj Al Bait pada tahun 2012 silam, rupanya Arab Saudi masih akan mendirikan bangunan besar lainnya di sekitar Mekah. Pemerintah Arab Saudi akan segera memulai pembangunan hotel terbesar di dunia yang diberi nama Abraj Kudai. Hotel yang akan beroperasi pada tahun 2017 ini berlokasi di Distrik Manafia, berjarak sekira satu mil ke arah selatan dari Masjidil Haram.

Akan menyandang sebagai hotel paling besar se-planet bumi, Abraj Kudai nantinya mempunyai 45 lantai dengan 10 ribu kamar serta 70 restoran. Tidak hanya itu saja, hotel megah itu juga akan memiliki Helipad atau landasan untuk helikopter sebanyak 4 buah yang mengitari kubah utama hotel Abraj Kudai.

Baca juga:

Hotel Abraj Kudai akan memiliki 12 menara yang berada di lantai 10. Selain megah, hotel tersebut juga akan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas mumpuni yang memudahkan para penguni hotel untuk beraktivitas, mulai dari stasiun bus, pusat perbelanjaan, food court, pusat konferensi, hingga ruang serbaguna.

Departemen Keuangan Arab Saudi, selaku pihak yang mengurusi pembiayaan proyek mewah ini menggandeng Dar al-Handasah sebagai perancang kontruksi bangunan. Dar al-Handasah bukanlah pemain baru di bidang proyek besar di Timur Tengah, tercatat konglomerat konstruksi global itu juga yang membangun kota Kazakhstan hingga bandara di Dubai.

Proyek hotel Abraj Kudai sendiri mendapat pertentangan dari beberapa komunitas muslim di seluruh dunia, salah satunya dari Islamic Heritage Research Foundation yang berbasis di London, Inggris. Irfan Al-Alawi, Directur Islamic Heritage khawatir langkah yang dilakukan pemerintah Arab Saudi tersebut akan mengikis kesucian kota Mekah dan juga membuat biaya ibadah haji semakin mahal

“Kota ini berubah menjadi Mekah-hattan (merujuk pada kota megapolitan Manhattan di Amerika Serikat). Semuanya telah tersapu untuk membuat jalan bagi gencarnya pendirian hotel mewah, yang menghancurkan kesucian tempat itu dan membuat mahal biaya perjalanan haji.” ujar Irfan Al-Alawi, dikutip dari The Guardian, Senin 1 Juni 2015.

Berita Terkait.