Keputusan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) untuk mempunyai satelit sendiri dibanding membangun fasilitas infrastruktur telekomunikasi di darat dengan fiber optic cukup membuat banyak orang bertanya-tanya. Asmawi Syam, Dirut BRI, punya alasan tersendiri atas pilihan tersebut.
Menurut Asmawi, tipe geografis wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau tidak efektif untuk pembangunan _fiber opti_c. Menurutnya, membangun infrastruktur komunikasi dengan fiber optic di Indonesia itu malah ribet serta beresiko mudah rusak.
“Pertanyaannya kenapa enggak bangun fiber optic malah bangun satelit? Negara seperti Indonesia, pulau-pulau, efisien gunakan satelit karena fiber optic kabelnya ditanam di bawah laut. Risiko tinggi terkena kapal dan pembangunannya agak repot untuk antar pulau,” kata Asmawi, Selasa, 31 Mei 2016.
Baca juga:
Asmawi juga menerangkan satelit punya kelebihan dalam hal kecepatan pembangunan infrastruktur ground facility dibanding _fiber opt_ic. Meski begitu, Asmawi tidak anti dengan teknologi fiber optic. Hahkan, menurut dia, bank BRI bisa saja memilih fiber optic bila cabang BRI hanya tersebar di satu pulau.
“Pembangunan infrastruktur ground facility juga lebih cepat pasang, di atas memancar ke seluruh wilayah yang dijangkau. Kalau fiber optic disambung-sambung, satu pulau bisa dengan fiber optic, kalau cabang BRI di Pulau Jawa saja mungkin bisa pakai fiber optic,” terangnya, dikutip dari Sindonews.com, Rabu, 1 Juni 2016.
Lebih jauh, Asmawi meyakini pilihan untuk memiliki satelit sendiri adalah keputusan paling bijak yang bisa diambil oleh bank BRI. Hal itu karena BRI jaringannya sangat luas dengan puluhan juta nasabah yang tersebar hingga ke pelosok-pelosok negeri.
“Karena BRI melayani pulau-pulau kecil dan jaringan 10.300 dan nasabahnya cukup banyak 50 jutaan, ini (satelit) efektif untuk kami gunakan. Tentunya kami ingin jangkau wilayah yang enggak kejangkau dan melayani yang belum terlayani,” tandasnya