Sempat mencapai puncak ketenarannya pada tahun 2014 silam, batu akik kini kembali menjadi barang yang tidak telalu istimewa lagi. Banyak batu akik yang harganya sekarang ini terjun bebas, seperti pengakuan seorang pedagang batu akik di kawasan Pasar Cinde Palembang bernama Zainal ini.
Zainal mengatakan bahwa tren penurunan batu akik sudah dimulai pada akhir bulan Ramadan lalu. Dia mendapati jumlah orang yang membeli batu akik mulai berkurang dibanding jumlah orang yang menjual batu akik. “Penurunan sih sudah terlihat dari akhir Ramadan hingga sekarang, malah banyak yang jual batu akik mereka daripada membeli,” katanya, Rabu, 9 September 2015.
Zainal sendiri menduga faktor yang mempengaruhi harga batu akik cepat turun lantaran adanya kesenjangan harga yang lebar antara batu akik tertentu dengan batu akik biasa. “Sebagai contohnya adalah jenis batu bacan dan pancawarna yang harganya ratusan kali lipat dari batu lainnya,” terangnya.
Fenomena turunnya tren batu akik juga diamini oleh salah seorang peminat batu akik, Amin, yang diwawancarai usai menjual batu bacan miliknya di Toko Melati Pasar Cinde, milik pedagang bernama Ifan. Amin bercerita bahwa batu bacan yang baru saja dijualnya cuma laku 200 ribu, padahal dulu dia membelinya dengan harga berkali-kali lipat dari harga jualnya sekarang.
Baca juga:
“Harga jualnya sangat jauh merosot, saya belinya hampir Rp 10 juta, eh pas dijual dibeli pedagang Rp 200 ribu doang,” ujar Amin, dikutip dari Tribun News, Kamis, 10 September 2015.
Meski mengaku sebagai peminat batu akik, Amin bercerita bahwa awalnya dia suka batu akik hanya sekadar ikut-ikutan tren saja. Setelah tren batu akik menurun, Amin mulai menjual koleksi batu akiknya. “Karakter masyararakat kita ini sepertinya musiman, termasuk saya, dulu kepincut beli bacan karena ikut-ikutan fenomena batu aki. Namun, saat sudah mulai redup yah saya mulai jual lagi,” pungkasnya.
Ifan, sang pemilik toko yang membeli batu bacan milik Amin pun memberikan pernyataan senada. Ifan mendapati tokonya dalam dua bulan ini relatif sepi pembeli, kebanyakan dari orang yang datang ke tokonya dalam dua bulan ini untuk menjual batu akiknya. Ifan mendengar keluhan para pelanggannya yang berujar bahwa investasi di logam mulia lebih menjanjikan.
“Sudah dua bulan ini, banyak yang jual, kalau yang cari hanya segelintir orang saja, rata-rata mereka banyak bilang percuma beli batu akik. Harga belinya mahal namun saat dijual merosot sekali, masih mending beli emas saja,” kata Ifan.
Namun begitu, Amin menuturkan bahwa masih ada beberapa peminat batu akik yang sampai sekarang masih setia dengan batu akik koleksinya, dalam arti tidak menjualnya dengan harga murah. Ada beberapa kolektor setia batu akik yang datang ke tokonya hanya untuk mengganti model gagang cincinnya saja.
“Walau sepi yang beli, masih ada yang tetap setia dengan batu akik, ada juga yang hanya ganti model gagang cincinnya saja,” tutup Ifan.