Pada Forum Indotelko di Balai Kartini, Jakarta (11/12/2014) lalu, Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi mengungkapkan keluhannya kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Kerja, Rudiantara, terkait komplain yang XL dapatkan dari pelanggannya karena memasang interstitial ads atau iklan serobot.
Hasnul menilai, komplain tersebut tidak fair. Menurutnya, XL hanya mengambil sedikit keuntungan dari _interstitial ad_s bila dibandingkan keuntungan yang didapat dari para pemain Over The Top (OTT) atau penyedia layanan online populer seperti jejaring sosial, mesin pencari, dan instant messenger.
“Padahal kami yang bikin jalan segala macam, eh pasang iklan malah dimarahi. Itu Google tidak dimarahi,” kata Hasnul, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (13/12/2014).
Baca juga:
Hasnul mengatakan, interstitial ads yang diberlakukan para operator seluler di Indonesia seharusnya tidak perlu diprotes pelanggannya, mengingat para operatorlah yang membangung jaringan telekomunikasi di Indonesia, bukan pemain OOT seperti Google, Facebook, dan Path.
“Masak, kita yang bangun (jaringan) tapi mereka yang dapat uang. Kalau kita tidak invest kan OTT juga tidak dapat akses,” tegasnya.
Jadi, bila pelanggan merasa nyaman-nyaman saja dengan pemain OTT, seharusnya mereka juga merasa tidak terganggu dengan interstitial ads. Hasnul mencontohkan, salah satu cara yang digunakan Google untuk meraup keuntungan di atas jaringan yang telah dibangun para operator selular tanah air adalah Google AdWords, layanan iklan dari Google.
“Kalau Anda searching ‘baju muslim’ di Google, misalnya, yang muncul di urutan-urutan teratas itu adalah mereka yang membayar sejumlah uang ke Google,” pungkasnya.